Jumat . . . Wow . . .

Kejadian yang menimpaku kali ini bakalan tak lekang oleh waktu beneran. Tak bohong, tak bolong, dan tak tertolong. Hahahaha… aku pengen tertawa sendiri kalau teringat memori indah kala itu. Sebenarnya kejadian ini sudah menimpaku seminggu lalu. Tapi aku sengaja menceritakannya sekarang karena aku pengen melihat dan merasakan, apakah sensasi seru itu bakalan menimpaku untuk yang kedua kalinya. Waduh… bakalan seru dong kalau sampai dua kali (mungkin???). Aduh betapa gilanya aku... Tapi tak mungkin lah... masak habis kena sial, mau-maunya kena sial lagi sih???

Jadi kejadiannya gini nih, seperti biasa sewaktu hari jumat pasti lah aku pergi sholat jumat. Mulai dari aku mandi, wudhu, pakai baju muslim, ambil sajadah, sampai mau berangkat sholat jumat pake motor, tak ada kejadian aneh nan sial yang menimpa aku. Dengan PeDe-nya dong aku berangkat ke masjid.

Setelah sekian menit mencoba bertempur dengan sengatan sinar matahari yang tak kalah seru dengan sengatan lebah madu yang super ganas, akhirnya aku sampai juga di pelataran masjid untuk sekedar memarkir motorku. Tapi apa yang terjadi sebelum aku sempat memarkir motorku??? Taarraa… kesialan yang dari tadi telah aku tunggu dengan termangu sambil menopang dagu telah datang, mencoba menghampiriku, dan berusaha untuk mendekap diriku dengan sekuat tenaga, lalu brruuaakk… Tak dapat dipercaya... Motorku telah meraba dan mencium tali penyangga terpal yang digunakan untuk menutupi bagian depan masjid yang sedang mengalami face off (baca: renovasi).

Ahahaha... malu sangat aku waktu itu. Tapi tetep aja stay cool dong… Lha gimana tali tadi gag kecium motorku? Ukuran talinya aja kecil dan warnanya item pula. Waaa… Diperparah dengan keadaan mata indah ini yang minus 3 dan sialnya aku waktu itu gag pake kaca mata. Ting... Tong... Gubrak... Gubrak... Suara terpal jatuh pun tak tertahankan. Apa yang telah aku lakukan??? Aku telah menghancurkan hasil kerja mas-mas yang telah dengan susah payah memasang terpal. Maapin ya mas???

Bencana tak berakhir sampai disini, tali yang tadi telah tersentuh motorku ternyata telah memeluk ban motorku dengan erat tak tertahankan. Waw… Gimana ini ngelepasinnya??? Akhirnya untuk yang pertama kalinya bantuan pun akhirnya datang, disertai suara mendesah (baca: celotehan) puluhan orang yang ada di masjid. Langsung aja tuh orang mencoba untuk melepaskan pelukan erat tali tali tadi. Tanpa sepatah kata apa pun terlontar dari mulutnya. Tapi, makasih banget, Pak! Udah nolongin aku. Meski aku belum sempat mengungkapkan perasaan terdalam ini padanya, langsung saja orang tersebut menghilang dari hadapanku. Whuusss... Wow... Amazing...

Aduh… Apes sangat hari itu. Di dalam masjid pun aku akhirnya hanya duduk diam tertunduk lesu penuh harap agar orang-orang tak memandangku dengan muka sinis, bengis nan najis. Akhirnya usai sudah sholat jumat. Langsung saja aku ngacir pergi tanpa meninggalkan jejak apa pun kecuali bau tubuhku yang masih tertinggal, ups… salah yang bener bau parfumku. Hohohoho... Sedaaap...