Seperti biasa sore hari pukul 16.45 aku berangkat les kimia. Tak ada suatu hal apapun yang menarik dan mampu mengalihkan duniaku. Mungkin yang membuat diri ini sedikit galau ya karena langit lagi gag bersahabat aja. Mendung teramat sangat yang telah menggelayut di atap bumi. Hujan rintik-rintik pun telah menyertainya.
Tapi semua itu tak pernah dan tak akan menciutkan nyaliku untuk tetap berangkat les kimia. Tau kenapa??? Karena esok harinya mau ada Try Out (baca: simulasi UAN) kimia. Iya Try Out. Gila aja kalau aku sampai gag les. Mau ngerjakan pake apa aku??? Pake rumus kira-kira ditambah pengawuran dikali ilmu dukun meramal dibagi sok tahu dikurangi blo’on??? Waaa… Atau pake jurus ngesot-ngesot, guling-guling, koprol dan kayang??? Oh no… Bisa-bisa ini rambut kriting tanpa pake rebonding… Tiddaaakkkk…
Kembali ke perjalanan menuju les kimia, sewaktu di jalan udah mulai mau ujan deras nih keliatannya. Satu tetes jatuh, dua tetes jatuh, tiga tetes jatuh, dan bertetes-tetes air ujan jatuh membasahi diri ini.
Sampailah aku di Lampu Merah-Kuning-Hijau (tak taulah namanya apaan, mungkin lampu lalu lintas gitu aja ya… Yang diperempatan jalan itu tuh… Ahh… Blo’on: mode on). Otomatis diri ini terpaku, termangu menatap itu lampu untuk segera ber-transformasi dari lampu warna merah menjadi hijau agar diri ini dapat segera melanjutkan perjalanan menuju tempat les dengan harapan diri ini tak sampai diguyur ujan deras. Ayolah…
Tapi ada suatu hal yang tak di duga dan yang sangat tidak aku inginkan telah menghampiriku sewaktu aku lagi melongo melototin itu lampu disko. Tanganku terkena entah itu apa pokoknya rasanya seperti tetesan air hujan gitu, maklum waktu itu juga lagi gerimis kan… Tapi tetesan air yang satu ini beda. Rasanya kok lebih berat gitu ya… Gag kayak tetasan ujan gerimis pokoknya. Hmmm... Apaan yak??? (penasaran sangat: mode on)
Gag terlalu menggubris sih… (tetap fokus melototin itu lampu disko) Jadi aku kira itu beneran tetesan air hujan. Langsung saja aku usapin ke tas punggungku. Lha kok rasanya masih ada ya, gag ilang langsung terserap gitu. Kan seharusnya kalau air langsung terserap habis, lenyap, hilang tak berbekas.
Weits… Tuh lampu disko udah jadi hijau. Tancap gas… Whuussszzz… Tapi… Tapi… Tapi… Lama-lama rasanya risi dan sangat mengganggu. Dengan penuh rasa penasaran yang membuncah di dalam dada, aku alihkan mataku untuk melototin ini tangan. Alamaakkk??? Ini apaan ya??? Kok warnanya item, lembek-lembek, sedikit hangat, dan setelah aku dekatkan ke hidung ini, ajegile… “TAI BURUNG” Whooeekk… Tidaaakkkk…
Kenapa sih aku sial banget. Diantara puluhan orang yang lagi ngetem nungguin lampu disko jadi warna ijo, lha kok itu tai burung jatuhnya ke tanganku sih??? Emang dasar burung sialan… Untung aja itu burung bisa terbang melayang dan langsung ilang dari pandangan mata ini. Kalau saja aku bisa terbang juga, aku kejar itu burung sampai ketangkep. Mau aku bakar langsung tuh burung sialan. Taarrraaa... Jadilah burung bakar saus kecap ala chef yuda_dada... Oh yeah… I like it... Dijamin Mak Nyusss...
5 komentar:
jiahahah
kena e`o burung ya?
nah looo katanya sih itu dapet rejeki loh
huweeeeeek.
@ clara: emangnya beneran ya clar mau dapet rejeki ? ? Waa . . Jangan bo'ong lho ya . . Hahaha . .
@ dwi: huweeek . . Mau aku kasih pup burung ? ? Ntar deh aku anterin . . Weeek . . :P
entah siapa yang bilang .
katanya . . . .
kslo' kejatuhan tai/cicak = bakal dapet rezeki .
amin .
tapi . gtw ding .
@ sandal jepit:
Hei... Hei... Yanaa...
Ini bukan tai cicak kali...
Ini tai burung...
Alamaak...
>,<
Posting Komentar