Sabtu, 05 Desember 2009

Pergi Kau Dari Hidupku . . .

Apaan sih ini??? Ngapain juga sih datang kepadaku??? Ngapain juga sih menghampiriku??? Ngapain akhir-akhir ini kau sering mengikutiku??? Ngapain menyiksa diriku??? Ngapain menggoda imanku untuk berontak??? Ngapain kau selalu menusukku dari belakang??? Ngapain kau berusaha untuk menjadi penghias hari-hariku indahku dengan sejuta kesakitan yang menyertaimu??? Ngapain sih kau selalu mengerogoti otakku???Photobucket

Sudah kesekian kalinya kepalaku dilanda “Rasa” pusing yang begitu hebat, seru, dan sangat menggiurkan disertai ngiler bertahap yangt tak tertahankan. Wuih… Keren… Kenapa sih??? Aneh banget… Kalau otak hebat ini aku buat mikir yang berat sangat, terasa emang berat teramat sangat. Loh ??? Gimana ini ??? Kok nambah ruwet, belibet, dan mumet ??? (ling-lung: mode on)

Lagian juga kenapa sih kamu yang bernama, punya nama, dan yang diberi nama “Pusing” selalu mengejar-ngejar aku? Tak sedetik pun aku melihat guratan kelelahan di wajahmu? Bahkan bertambah hari, bertambah sering kau coba untuk mendekati aku. Bertambah pula rasa cinta yang ada dirimu. Sehingga, semakin sering aku coba untuk melupakanmu dan menjauh dari dirimu, semakin kuat pula rasa cintamu kepadaku dan semakin kuat pula asa mu untuk merengkuh diriku.Photobucket

Tapi aku tak bisa menerima kehadiranmu. Tapi juga aku tak kuasa untuk menolak hadirmu. Kehadiranmu membuatku muak. Kehadiranmu membuatku gelisah. Resah hatiku bila kau mulai memperlihatkan batang hidungmu. Menebar semerbak bau tubuhmu. Aku ingin kau lenyap bersama dengan hilangnya waktu. Semua bimbang, kesepian, kuinginkan juga lenyap menyusul lenyapnya dirimu dihadapanku.

Sebelumnya aku tak pernah merasakan sebuah “Rasa” yang sedemikian hebatnya. Bahkan kesakitan yang menyertai kedatanganmu bisa sampai aku rasakan ke lubuk hati terdalam dan telah merayap perlahan-lahan menuju urat syaraf ku. Mendekap, memeluk, menggenggam, mengecup dengan hangat dan dengan sangat erat sampai-sampai rasanya diri ini tak kuat menahannya. Ingin aku mencoba mengerang sekeras-kerasnya. Tapi aku hanya bisa merintih dengan segenap kelembutan hati yang masih tersisa di benak ini.Photobucket

Aku ingin menghilangkan semua “Rasa” ini. Mencoba untuk menaklukannya. Dan berusaha untuk melepaskan belenggu darinya. Aku pun pergi sesaat dari kegilaan hidup yang selalu menyertai dan menemani tiap langkah hidup ini. Pergi sejenak ke sebuah negeri khayalan (baca: tidur) yang penuh damai, permai, dan santai. Tak ada lagi penat dan sesat yang selalu menghiasi hari hingga membuat muka ini pucat. Bahkan seharian di sini hanya terasa satu detik. Sangat bertolak belakang dengan “Rasa” yang melanda diriku, satu detik berasa seharian.

Tak terasa perjalananku di negeri khayalan pun usai sudah. Bagai cahaya kilat menyambar, selama itu pun aku berada di negeri khayalan. Tapi efeknya sangat hebat. Mampu membuat diri ini terasa berisi penuh energi positif untuk kembali menjalani hidup yang penuh kegilaan. Urat syaraf ini berteriak kegirangan dengan lepasnya belenggu itu. Hurraayyy… Sayounara “Rasa” pusing…Photobucket


Tidak ada komentar: