Kamis, 26 November 2009

Si Hujan Lagi Main di Rumahku

Hurray... Hujan telah tiba…... Hujan telah tiba... Hurray... Simpanlah tas dan bukumu... (apa hubungannya??? itu lagu libvur telah tiba kaleiy bang...) Ceritanya kemaren malam di rumahku langitnya lagi mendung banget, amat mendung, dan sangat mendung bahkan teramat mendung sampai membuat diriku linglung, rambutku menggulung, pikiranku melambung, dan serasa badanku menggantung karena ulah Si Pitung. Photobucket

Karena semua ini, sampai-sampai tak nampak pun satu bintang di langit sana. Lagi ngapain ya kira-kira Si Bintang??? Kok gag muncul malem ini??? Lagi sembunyi yah??? Atau lagi kurang gairah yah??? Makanya jangan kebanyakan begadang kalau malam, Bang Bintang... Masak kamu kalau malam sampai dini hari nongol terus. Nah loh... capek sendiri kan jadinya??? Hehehehe...

Begitu juga Si Bulan. Kemanakah engkau rembulan indah nan jelita sang pujaan hati??? Biasanya kau selalu menampakan raut mukamu yang penuh sinar terang, bercahaya bagaikan kemilau mutiara. Enak banget loh kalau aku lagi di kamar lalu kubuka jendela kamarku dan melihatmu langsung tanpa penghalang satu apapun kecuali kacamata butut ini. Tak ada bosannya mata indah ini memandang wajahmu yang merona indah sekali. Dan kau juga selalu menemani tidurku yang sangat nyenyak (karena jendelaku yang sebelah atas transparan jadi bisa keliatan tuh semua benda yang nongol di situ. Tak terkecuali mbak Kuntilmanak dan mas Pocingan juga om Gondoruwo. Hihihi... Gak mau ahh... Jadi parno sendiri ntar.) Tapi mengapa engkau malam ini tak menyapaku dengan senyum manismu yang menggetarkan hati ini???Photobucket

Halilintar pun tak lupa menyertainya. Cahaya terangnya bagaikan lampu flash kamera digital yang bisa menyilaukan mata indah ini. Walaupun cuman sesaat, tapi hasilnya... Amazing... Hati ini bergetar, ini pikiran kalut, mata ini silau karenannya, dan telinga ini muak mendengar jeritanmu.

Alhasil, hujan pun datang setelahnya. Semula sih datangnya hujan satu per satu tetesan jatuh ke bumi ini. Kayak lagu, tik... tik... tik... bunyi hujan di atas genting... Kan hanya tik... tik... tik... aja. Tapi beberapa saat setelahnya. Aje gile... Masak datangnya gerombolan maen keroyokan langsung sih??? Dimana jiwamu??? Deras banget hujannya... Tak lupa suasana dingin-dingin empuk pun menyertai kedatangannya. Uhh... nikmat banget rasanya. Uhh... sensasi dinginnya sampai merasuk ke Korpuskula Krause di tubuh ini (ujung saraf yang peka terhadap dingin). Akhirnya... Photobucket

Tidak ada komentar: