Jumat, 14 Agustus 2009

Bencana Alam Yang Melanda Si "Bandara Soekarno-Hatta" Alias Wanda bin Warno

Rutinitasku tiap hari Senin kalau masuk sekolah ya seperti biasanya dan seperti anak sekolah lain dari Taman Kanak-Kanak(TK) sampai SMA, yaitu Upacara Bendera. Haha...

Sewaktu aku mau akan menuju lapangan upacara yang terletak di sebelah utara UKS, tiba-tiba sesosok mahluk tinggi besar dan gedhe pula muncul dari balik pintu UKS. Waladalah... Ternyata Roesmay temanku yang paling (...^.^). Dia memanggil aku ketika itu trus bertanya,"Yuda mau jaga PMR (Palang Merah Remaja) gak?" Lalu dengan segera aku mengiyakan aja ajakan Mae,"Iya aku mau banget!" Setelah itu dengan segera diriku pergi ke ruang UKS dan langsung menuju ke almari penyimpanan benda-benda UKS untuk mengambil scraf atau syal (sebenarnya gak syal juga sih, bentuknya seperti hasduk pramuka itu tuh...) yang berwarna hijau tua.

Wuih... Ternyata aku mendapat jaga dengan Mae, Rizka, dan Aga. Kita bertempat di belakang barisan anak kelas sepuluh. Tau kan, anak-anak kelas sepuluh kan baru beberapa bulan nangkring atau menghuni sekolahku tercintah, otomatis mereka gak tau kegiataan apa saja yang ada di sekolahku ini. Begitu juga kalo mereka ngeliat kakak kelas yang pada jaga jadi PMR. Wuih... Ternyata terbukti nyata, sewaktu mataku melihat kesana-kemari, ternyata ada beberapa gerombolan anak yang sedang ngeliat kita. Haha... Tapi setelah aku liat balik, mereka buru-buru tuh buang muka belagak gak pernah liat aku. Hihi...

Kalo PMR jaga tuh tugasnya tak lain dan tak bukan adalah untuk memantau keadaan dan kondisi siswa-siswa yang selama mengikuti suatu kegiatan tuh lagi sakit atau g. Sewaktu upacara baru dimulai sih gag ada anak semaput alias pingsan atau ada yang ngeluh. Sewaktu pertengahan upacara juga belu ada. Tapi tiba-tiba di akhir acara, gubrak...seorang cew semaput di barisan. Mau ngapain aku? Ngangkat juga males, apa mungkin boleh aku seret aja ya? Haha... ngaco...masak anak orang maen di seret-seret aja sih? Kalau ceweknya cantik sih gak apa-apa ya aku rela , kalau Tanpa aku duga sebelumnya, eh..ternyata om Pranatatata (Susilo) dengan sigap nolongin itu cewek yang semaput. Aje gile... Enak beneran tuh si om-om. 100% om senang deh... Hehehe... (Maafin aku pak guru...^.^).

Setelah kejadian itu bergegaslah aku pergi ke UKS untuk melihat cewek yang pingsan tadi. Waduh...pemandangan mesra nan romantis terlihat di UKS. Si cewek pingsan itu tadi tuh ternyata udah ditungguin sama pacarnya. Perhatian banget tau... Udahlah tak mau ikut tahu aku, membuat pemandangan mataku buruk aja (buat mataku aja kali ya...)terserah kalian mau ngapain. Q mau pergi balik ke kelas.

Pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa Indonesia. Tak tahu kenapa entah mengapa ini guruku yang paling rajin sendiri dan selalu on time, Etty Tjahja kok tiba-tiba mendadak gak masuk kelas yya? Apakah ini guru lupa dengan murid-murid tercintah? Tak taulah aku dan tak mau taulah aku.

(sebenarnya ini nih inti ceritanya)

Setelah beberapa saat dan waktunya jam pelajaran bahasa Indonesia berakhir, munculah sesosok yang menakutkan dan sok sempurna dan selalu pingin tampil sempurna dihadapan siswa terutama siswa cewek, yaitu Koesboro. Ampun bang... Ternyata dia muncul dengan dress code yang heroik banget gitu, merah putih, yups...itu baju mirip bendera di lipat-lipat jadi tuh baju milik dia. Mentang-mentang guru mata pelajaran PKN dan mau menjelang hari peringatan kemerdekaan Indonesia, belagu banget loe... (maaf Pak...^.^). Tapi gag usah kaget dengan dia, biasalah Koesboro gitu. Jiwa nasionalisme tertanam dalam di hatinya. Dia adalah sesosok guru yang paling fenomenal yang selama ini pernah aku temui.

Pelajaran pun dimulai dengan lancar dan tenang-tenang saja. Beliau pun menerangkan tentang bab "Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka". Tapi tiba-tiba masalah datang di tengah-tengah saat lagi asyiknya itu guru menerangkan pelajaran, dengan sengaja atau tidak disengaja, aku tak tahu siapa yang telah berulah itu. Tapi tak aku duga, tiba-tiba si guru melemparkan pertanyaan (untung yang dilempar masih pertanyaan bukan kursi yang ada dihadapannya) ke arah si "Bandara Soekarno-Hatta" alias wanda bin warno. Aduh bang...kaget setengah hidup itu anak orang. Kelagapan pula itu mulut si anak. Akhirnya si "Bandara Soekarno-Hatta" bagai tersambar petir di siang bolong mlompong. Berbagai bencana alam pun menimpa dirinya yang subur itu. Haha... Luluh lantah itu paling hati dia. "Makanya jangan sombong kalau mau jadi Wrga Negara Indonesia yang baik", kata Koesboro. Haha... Makan tuh omelan. Wokey...

*Wanda bin warno di beri julukan Si "Bandara Soekarno-Hatta" karena di itu punya jidad yang lebarnya sama seperti Bandara Soekarno-Hatta. Bisa dibuat maen gobak sodor itu jidad punya dia.

Tidak ada komentar: