Sabtu, 22 Agustus 2009

Terlalu Rajin Sekolah Tercintah

Hari ini adalah hari yang paling membuatku merasa serba gak enak. Bayangkan aja, disaat sekolah lain pada liburan awal puasa sampai besok senin, aku harus dipaksa masuk sekolah oleh sekolahku tercintah. Sewaktu berangkat sekolah, widih…sepi banget jalanan oleh anak sekolah. Yang ada malah pegawai-pegawai negeri yang berseliweran. Diriku seakan terlihat begitu rajin sekali masuk sekolah. Tapi mungkin hal ini juga dirasakan oleh temanku yang lain. Sebab kita juga menanggung penderitaan yang sama.

Setelah sampai di gerbang sekolah, aduh…lega banget ini hati. Ternyata teman-temanku juga banyak yang masih mau masuk sekolah (haha…ya jelas mau masuk sekolah. Lha sekolahnya aja mintanya gitu.). Setelah aku pakirkan motorku dengan baik di tempat parker yang baik dan benar, aku pun segera pergi ke kelas. Tapi di tengah perjalanan pada saat melewati lapangan upacara, ternyata ada sekelompok anak OSIS yang sedang sibuk menata plang nama kelas dan sibuk menyiapkan untuk apel pagi. What? Dalam otakku sudah bergelayut berbagai pertanyaan, apa mungkin dipulangkan pagi ya? Berhubung hari ini cuman sekolahku tercintah yang masuk sekolah? Tak tahu lah aku… Langsung saja aku percepat langkah kakiku agar cepat sampai di kelasku yang berada di lantai 2.

Apel pun dimulai. Biasalah pembinanya pasti Suprapti, kepala sekolahku tercintah. Tetap dengan semboyan khasnya,“Apa kabar?” Lalu dengan serentak kami para siswa menjawab,”Luar biasa!” Disambung dengan tepuk tangan meriah dari kita semua. Udah pasti kalau itu kepala sekolah pasti bukan memberikan amanat upacara, tapi memberikan pidato yang isinya tak cukup singkat dan ta padat sama sekali. Sedikit-sedikit itu kata yang keluar dari bibir indahnya masuk menyusup ke dalam telingaku. Tapi tetap aja aku risau dan galau mendengar semua itu. Yang kunanti hanyalah sebuah kebenaran tentang dugaanku tadi,”Apa mungkin dipulangkan pagi ya?”

Setelah pidato beliau selesai, tak terucap sepatah kata pun yang menyinggung tentang masalah pulang pagi. Tokai-menn… Dan beliau juga berkata bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya. Jdhayaarrr….(petir menyambar-nyambar), pyar….(kaca pecah), dll. Pupuslah sudah harapanku untuk pulang pagi. Dan akhirnya beliau turun juga dari podium. Tapi tiba-tiba, seorang guru berkerudung putih dan berbadan subur langsung aja naik ke podium. “Saya akan mengumumkan tentang jadwal pondok ramadhan”,begitu dia berkata. Kelas X mendapat giliran hari Senin dan Selasa, hari disaat kita semua masih libur (wekekekek…). Kelas 12 mendapat giliran hari berikutnya yaitu hari Rabu dan Kamis. Dalam pikiranku, seharusnya yang tidak ikut pondok ramadhan mendapat jatah belajar sendiri di rumah (kalau mau sih…haahaa…). Tapi beliau berkata,”Kelas X dan XI tetap masuk seperti biasa dan ada kegiatan belajar mengajar.” What…? Jdhayaarrr….(petir menyambar-nyambar), pyar….(kaca pecah), dll (suara itu terulang lagi). Dan untuk kelas XI mendapatkan jatah hari jumat dan sabtu. Ahhhhhh…. Tapi tak apalah…

Setelah mengucapkan berpatah-patah kata, orang tadi segra turun dari podium. Tapia pa yang terjadi diluar dugaan. Koesboro guru mata pelajaran PKN yang terlalu ingin terlihat sempurna dihadapan para siswi, tiba-tiba naik ke atas podium. Lalu si protocol acara membacakan sebuah kalimat pertanda apel pagi mau segera selesai. Tapi dia tetap berdiri dengah kaki-kaki tegapnya dan badan gagahnya. Pede banget ya itu guru. Lalu aku pun berpikir,”Apa mungkin ini guru hanya numpang tampil di depan public aja yah?” Hahahaha… Ternyata dugaanku betul 250%. Congratulation… Dasar guru PKN. Pasti jiwa nasionalismenya tinggi sekali bahkan mungkin melebihi tingginya tiang bendera ataupun tugu monas barang kali ya… hahaha…

Tidak ada komentar: