Sabtu, 29 Agustus 2009

Wenak benerrr….

Tadi tuh Si Indah ngadain buka puasa bersama. Yang hadir dan berhak hadir karena emang udah dan telah di undang oleh Indah yaitu semua siswa di kelasku tercintah, XI-IPA-AKSELERASI. Sebenarnya yang mengundang kita semua bukan Si indah sih… Tapi ibunya dia, Bu Sa’diyah begitu kami semua biasa memanggilnya. Bu Sa’diyah termasuk guru kami semua di sekolah, tepatnya guru mata pelajaran BK (Bimbingan Konseling). Disamping itu beliau juga menjadi bendahara untuk mengurusi segala keuangan yang berkaitan dengan kelasku tercintah.

Tak tau tuh lagi ada pa ya dengan mendadak pula Bu Sa’diyah pengen mengundang dan mengajak kita semua untuk berbuka puasa bersama di rumahnya. Sampai-sampai Si Indah yang anaknya sendiri aja gag tau kalau mau ada acara gituan di rumahnya. Hehehe… Emang dasar Si Indah… Setep kuadrat kamu…

Ahahaha…dhasar emang penduduk kelasku cuman dikit tepatnya 18 anak saja, jadi enak-enak aja selama acaranya berlangsung. Kita semua datang ke rumahnya Indah kira-kira sekitar jam 17.15. Kita semua bercengkrama sambil duduk di teras rumah dengan memasang telinga masing-masing untuk mencoba mendengarkan dan menangkap suara adzan maghrib yang akan berkumandang. Tapi setelah sampai pukul !7.35 tak juga kami semua mendengarkan suara adzan maghrib berkumandang sedikit pun dan menyapa telinga indah kami. Dengan tiba-tiba bu Sa’diyah segera memanggil kita untuk berbuka puasa. Dengan logat khasnya yaitu logat Banyumas (karena emang beliau berasal dari Banyumas), katanya adzan maghrib sudah berkumandang dan kita diharuskan untuk segera berbuka puasa. Tapi tak jua aku mendengarkan suara adzan itu berkumandang. Tak tau lah aku… Aku ikuti aja saran beliau.

Segera saja aku mengambil sepotong buah semangka yang berwarna merah merona (kayak lipstick aja yah…) dan telah tertata rapi di atas meja. Sedangkan temanku Si Doni masih memasang tampang bloon-nya dan tetap bilang jika belum waktunya buka karena dia emang belum dengar adzan maghrib (gila tuh anak. Lha adzan maghrib aja udah lewat, mau nungguin adzan apa dia? Adzan isya’? Bisa kering kerontang tuh perut dia kalau tidak segera di isi. Hahaha…). Dengan sedikit menyodorka semangka ke depan mukanya, aku langsung saja menyantap itu semangka, dengan maksud agar dia mau segera berbuka puasa karena sudah dan telah melihat aku menyantap buah itu. Tapi tak lupa berdoa dulu untuk memulai berbuka puasa..

Di ruang tengah sudah disediakan beberapa macam makanan oleh Bu Sa’diyah. Mulai dari nasi putih (pasti lah…), ayam panggang, sup wortel dan jamur, bihun goreng, nugget ayam, urap sayur, es buah, dan es kelapa muda atau yang biasa disebut es degan tak lupa rempeyek atau kerupuk untuk teman makan agar semakin renyah terasa. Banyak amat menunya bu? Aje gile…

“Ayo dihabiskan semua”,“Ini nasinya masih banyak”, beliau berkata. What? Kita bukan tempat penampungan makanan terakhir bu….. yang harus diisi sampai penuh. Hehehe… maaf bu… Kita memang manusia pemakan segala (omnivore) tapi tak sebanyak itu lah porsinya. Bisa-bisa perut indahku melembung gara-gara kebanyakan makan. Ahahaha…. Tak maul ah aku…

Karena sudah sampai limit batas kekenyanganku, akhirnya akupun menyerah tanpa syarat (kayak penyerahan Jepang kepada Sekutu aja ketika Perang Dunia II). Akhirnya aku pun berhenti sejenak untuk memberikan sedikit waktu adaptasi terhadap perutku kepada makanan yang aku telan tadi yang telah mengisi perutku ini dan telah memberikan aku rasa kenyang.

Tapi di sudut lain ruangan itu, masih ada saja temanku yang dengan segala kesibukannya sedang memilih-milih makanan untuk kembali disantap. Ajib benerrrr…. Itu perut apa karung ya….. Banyak bener dan lahap bener itu orang makan. Setelah pilih yang satu, pilih yang lain, pilih yang ini dan pilih yang itu. Widih… Aku aja sempat ilfeel dibuatnya. Yeiks..Yeiks..Yeiks… Gag-gag banget deh… Tapi apa boleh dikata, itu perut punya dia, itu mulut punya dia. Meskipun aku telah menyindirnya tapi dia malah marah-marah dengan seribu mulut tipisnya itu. “Cicit-cuit-cicit-cuit”, dia berkata. Kayak burung kutilang yang lagi berkicau di pagi hari tuh. Mirip benerrr…. Biarlah…. Tak mau aku punya urusan sama orang KOLOT seperti dia. Mending ngomong sama tembok ajah. Ahahaha… Masih bisa diajak kompromi (emang iya yah? Ahahahaha…).

Demikian acara buka puasa bersama yang telah dilaksanakan di rumah Si Indah yang baik hati begitu juga dengan Bu Sa’diyah. Makasih banyak Indah dan keluarga, telah mengijinkan kita semua untuk berbuka bersama di rumah kalian. Aku doakan agar kejadian serupa akan terulang di waktu-waktu yang akan datang. Hahahaha… (berharap nih ceritanya… ^.^). Pasti boleh kan, Indah ???

Tidak ada komentar: